Studi Banding Software Editing Kelas Kakap: FCP 7, FCP X, Premiere, & Media Composer

Software editing (video) banyak sekali jenisnya. Dari yang kelas rumahan sampai kelas profesional. Kalau Kamu pernah mengenal Windows Movie Maker, Ulead, atau Pinnacle.. itulah software, yang menurut kalangan profesional, disebut kelas rumahan. Sedangkan software kelas profesional (yang biasa dipakai oleh editor TV, film, dan PH) di antaranya.. Final Cut Pro 7, Final Cut Pro X, Adobe Premiere, dan Avid Media Composer.

Sebetulnya istilah rumahan atau profesional ini bukan dimaksudkan untuk membedakan kelas penggunanya (editornya), tapi lebih kepada fungsi alat editingnya.

Karena jago atau tidaknya seorang editor bukan terletak pada alat apa yang ia pakai..

..tapi pada hasil tayangannya!

Kalau tayangannya bisa membuat penonton menangis, tertawa terpingkal-pingkal, sampai tidak beranjak dari tempat duduk.. itulah editor yang jago! Sekalipun hanya menggunakan software sekelas Windows Movie Maker atau iMovie.

Baca: Editor Yang Jago.

Tapi.. menguasai software editing profesional itu harus.

Ibaratnya.. pembalap MotoGP tidak mungkin pakai bebek atau matic untuk balapan!

Software Pro yang saya maksud di sini dilihat dari 3 aspek: popularitas, kompabilitas, dan kontinuitas.

Popularitas. Seberapa populer software itu di perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan besar, seperti industri TV, akan memilih software-software yang mampu menangai pekerjaan-pekerjaan besar: durasi panjang, material bergiga-giga, dan mampu beroperasi 24 jam.

Kompabilitas. Seberapa kompatibel software itu dengan format-format yang ada. Karena format file yang ada sekarang sangat berragam: AVCHD, H.264, XDCAM, XAVC, dll. Begitu pun dengan kameranya: Kamera broadcast (ENG dan EFP), kamera DSLR, GoPro, atau Kamera film.

Kontinuitas. Seberapa update software itu. Software yang profesional akan selalu update untuk bisa selalu mengurangi keterbatasan-keterbatasannya. Terutama yang berkaitan dengan kompabilitasnya dengan format-format baru.

Kamu harus menguasai software-software yang demikian kalau mau dibilang editor profesional.

Dan..

Jangan hanya cukup menguasai satu software! Kuasai 2 atau 3 software!

Ini alasannya..

  1. Bagaimana kalau softwarenya ternyata discontinue atau diganti dengan yang baru?
  2. Bagaimana kalau kamu harus meneruskan pekerjaan orang lain, tapi projectnya dari software yang berbeda?
  3. Bagaimana kalau software ‘jagoan’-mu kenyataannya tidak kompatibel dengan materi video yang ‘asing’ menurutnya?
  4. Bagaimana kalau harus berganti mesin dari Mac ke Windows, atau sebaliknya?
  5. Bagaimana kalau pindah kerja ke PH atau perusahaan lain yang software-mu sama sekali tidak dianggap di sana?

Karena itu.. postingan ini memberikan sedikit overview terhadap software-software ‘kelas kakap’ yang ada (berdasarkan pengalaman pribadi). Supaya Kamu memperoleh gambaran mau memilih software yang mana. Atau, kalau kamu sudah menggunakan salah satunya, kamu bisa membandingkan, kira-kira software mana yang berikutnya harus kamu kuasai.

Berikut studi bandingnya..

Final Cut Pro 7: Berkelas, user friendly.. tapi banyak error!

Final_Cut_Pro_7_SS

Final Cut Pro 7 atau FCP 7 adalah software editing milik Apple yang menjadi andalan kebanyakan editor TV, PH, dan Film. Terutama di Indonesia.

Kenapa disebut FCP 7? Karena versi terakhirnya adalah versi 7, tahun 2010.

Berakhir??

Ya.. alias discontinue. Karena Apple memutuskan menggantinya dengan software yang lebih baru, yaitu Final Cut Pro X (dibahas setelah ini).

Tapi walaupun begitu, kenyataannya masih banyak yang belum bisa move-on dari FCP 7.

Sampai sekarang FCP 7 masih digunakan di beberapa TV nasional (Trans 7, Global, Metro TV), juga di PH-PH, dan TV-TV lokal.

Software ini mulai booming di tahun 2008-an seiring boomingnya produk-produk Apple.

FCP ketika itu berhasil mengalahkan pesaing beratnya, yaitu software editing keluaran Avid.

(sebelum itu belum ada yang bisa mengalahkan popularitas Avid di film Hollywood dan TV-TV luar)

Mengapa FCP mengalahkan Avid?

  1. Jauh lebih murah dari Avid
  2. Lebih gampang digunakan dibanding Avid
  3. Ada dalam satu paket (seperti Adobe)
    • Final Cut Pro (software editingnya)
    • LiveType (software animasi teks)
    • Motion (software grafis, semacam After Effects-nya Apple)
    • Compressor (software converter dengan kemampuan multiprosesor)
    • SoundtrackPro (software editing audio profesional)
  4. Disupport dengan banyak konten bawaan (template grafis, sound effects, loop musik, dll)
  5. Dukungan plugin efek untuk FCP berlimpah

Maka kalau Kamu mau menginstall Final Cut Pro dalam paketan Final Cut Studio (versi komplitnya).. siapkan space hardisk yang banyak! Karena mentahannya saja 40 GB.

Dan ada kelebihan satu lagi..

FCP adalah produk Apple (maaf.. tidak ada versi Windows).

Itu menjadi nilai tambah. Karena faktanya.. orang lebih percaya dengan produk Apple ketimbang yang lain. Makanya seniman, artis, film maker, editor.. lebih memilih membawa Macbook untuk bertemu dengan klien, karena lebih terpercaya. (Dan.. kegantengan nambah :D). Dan biasanya FCP jadi menu wajib yang harus ada (sekalipun bukan editor).

Di poin nomor 2.. memang FCP adalah software editing yang paling mudah dipelajari. Kalau orang-orang bilang.. user friendly. Kamu bisa menguasainya dengan cepat. Dalam waktu satu atau dua minggu saja, kamu sudah mampu mengedit ala profesional. Highly recomended for beginner to be a profesional.

Kelemahan:

FCP mulai ketahuan jeleknya ketika era HD dan tapeless (penggunaan memori) dimulai.

Pengguna FCP pasti sudah maklum dengan jenis-jenis error berikut:

Semua permasalahan itu rata-rata karena urusan format. Banyak format-format baru yang tidak mampu dikenali lagi oleh FCP7.

Ketika dipaksakan.. error-error itulah yang terjadi.

Karena itu pengguna FCP7 harus disiplin dengan format. Berbeda sedikit saja, FCP akan menunjukkan gejala aneh. Walaupun itu hanya berbeda frame rate.

Yang bisa dilakukan adalah.. ikuti kemauan FCP!

(Contoh.. FCP akan selalu menyarankan semua video dikonversi ke codec Apple ProRes 422. Jangan langgar itu.. kalau mau aman!)

Final Cut Pro X: Canggih tapi aneh!

final-cut-pro-x-06-700x437

Bagi yang belum tahu.. FCP X bukanlah versi update dari FCP 7.

Ini adalah software yang benar-benar berbeda. Jadi jangan harap kamu bisa membuka project FCP 7 di FCP X.

Mungkin sebenarnya Apple bermaksud memperbaiki kesalahan-kesalahan di FCP 7. Tapi jatuhnya.. dia membuat software yang justru benar-benar berbeda.

Bukan hanya berbeda.. tapi terkesan aneh di banding software editing pada umumnya.

Di mana anehnya?

  1. Tidak ada pembagian track audio dan video di timeline. Di awal kamu pasti bingung.. bagaimana caranya memasukkan video di track yang baru? Bagaimana memisahkan audio dari video? dan lain-lain.
  2. Setiap klip harus terhubung dengan klip yang lain di timeline (disebut magnetic timeline). Jadi kamu tidak bisa menaruh klip di area kosong kalau ‘gak ada temennya’.
  3. Tidak ada monitor khusus untuk menampilkan source. Mentahan di browser dan klip timeline akan ditampilkan di satu monitor yang sama.
  4. Tidak ada perintah save atau save as (ini yang paling lucu). Project akan tersimpan secara otomatis.
  5. Tidak ada file project mandiri seperti *.fcp. Project seakan-akan ada dalam satu bundel berikut materi-materinya (kaya file zip), termasuk scratch disk nya.

Keanehan-keanehan ini membuat banyak editor kecewa dengan keputusan Apple mengganti FCP 7.

Justru FCP X malah seperti upgrade dari iMovie.

Tapi dibalik ke-aneh-annya.. software ini canggih!

  1. Bisa mendeteksi shot: mana close-up, mana wide, mana one-shot, mana group shot.
  2. Bisa sinkron otomatis di antara dua klip atau lebih dengan suara yang sama. Berguna untuk multicam atau yang merekam audio secara terpisah.
  3. Bisa mendeteksi suara over atau under (terlalu keras atau terlalu lemah).
  4. Ketika menaik-turunkan audio, tampilan waveform di klip tersebut berubah sesuai besar kecilnya.
  5. Color correction (koreksi warna) atau color grading bisa ber-layer-layer seperti halnya menggunakan Davinci
  6. Mencari materi video yang ada di browser atau di timeline semudah mencari file di Finder (dengan hanya mengetikkan di kolom search)
  7. Memiliki kemampuan mouse hover, yaitu tanpa mengklik dan drag playhead di timeline, gambar akan sesuai posisi mouse di timeline.
  8. File-file di browser bisa diorganisasikan dengan tag (seperti hashtag di twitter). Sehingga memudahkan menemukan klip di browser.
  9. Musik terhubung dengan koleksi musik di iTunes.
  10. Render dan export tidak akan mengganggu aktivitas editing, alias bisa dijalankan berbarengan (ini yang paling keren). Dan bisa meng-export ke banyak format sekaligus.

Memang perlu waktu untuk membiasakan bekerja dengan metode editingnya FCP X. Kamu harus memberinya kesempatan memperlihatkan kecanggihannya.

Kalau kamu sudah terbiasa, mungkin proses editing bisa lebih cepat di banding yang lain.

Software ini cocok digunakan untuk editing-editing pendek dan harian, seperti iklan, video klip, Youtube, atau film pendek. Dan cocok untuk kamu yang ingin “all in one”, semua kebutuhan ada dalam satu software. Karena kamu bisa membuat animasi teks, memilih grafis template, grading warna, sampai memilih efek suara.. tanpa keluar dari FCP X.

Tapi sayangnya perusahaan-perusahaan TV hampir tidak ada yang menggunakannya.

Adobe Premiere: From zero to hero!

adobe-premiere-2015-review-full-interface-100591275-large

Dulu, Adobe Premiere pernah jadi anak bawang. Di kelas profesional dia tidak dianggap. Karena pada waktu itu banyak keterbatasan yang dirasakan editor-editor ketika menggunakannya.

Contohnya masalah audio. Track audio di Premiere kurang fleksibel. Dia selalu membedakan antara track mono dan stereo. Padahal editor seringkali harus mengatur audio secara terpisah (antara channel 1 dan 2).

Contoh keterbatasan lainnya.. Premiere tidak mempunyai ‘codec bawaan’. Artinya, Premiere rela dimasuki file video apa pun, dengan codec apa pun. Dengan catatan.. dia lepas tangan dengan segala konsekuensinya.

Akibatnya, editor biasanya dibuat bingung..”sudah bisa diedit atau belum?”, “file ini aman apa ngga?”

Karena kenyataannya.. ketika memasukkan banyak file, Premiere sendiri masih melakukan ‘conforming’ (membaca file-file itu sampai bisa tampil dengan normal di monitor).

Tapi itu dulu..

Sekarang.. dengan munculnya seri Adobe CC (Creative Cloud).. Premiere mulai diperhitungkan.

Bahkan Premiere jadi solusi untuk menangani berbagai jenis file yang berragam. Editor yang tidak terlalu dipusingkan dengan format-format yang berbeda.

Kata orang-orang.. di Premiere, semua dimakan!

Dan canggihnya.. dalam kondisi apapun, klip di timeline selalu mampu di-play walaupun belum dirender.

(asal spek minimun requirements nya terpenuhi)

Kamu bisa memilih menggunakan Adobe Premiere karena alasan berikut:

  1. Adobe Premiere CC mampu membaca file-file project dari semua produk Adobe.. tanpa dieksport terlebih dahulu (disebut Dynamic Link). Dan faktanya..bukankah faktanya semua desainer grafis, untuk membuat logo dan animasi, mengandalkan Photoshop, Illustrator, dan After Effects?
  2. Shortcut Premiere mirip dengan shortcut Adobe lainnya. Sehingga kalau kamu pengguna Adobe lainnya juga, mengingat shortcut Premiere sangat mudah.
  3. Adobe Premiere tidak seekslusif FCP atau Avid. Dia mampu bekerja sama dengan mereka. Premiere menyediakan cara untuk mentransfer project dari FCP maupun Avid (melalui XML dan EDL).
  4. Adobe Premiere CC sekarang memiliki fasilitas yang disebut Lumetri Color. Koreksi warna dan grading dengan Lumetri sangat powerfull dan lebih mudah digunakan dibanding yang lain (saya suka banget).
  5. Seperti yang sudah dibahas.. untuk Kamu yang males berurusan dengan format, Premiere jawabannya.. tinggal import dan edit!

Avid Media Composer: Rumit.. tapi kelas international!

MediaComposer_7_Full__UI

Avid Media Composer bisa dibilang rajanya software editing.

Dulu bahkan ada istilah.. kalau belum menguasai Avid, maka belum bisa disebut editor!

Karena Avid adalah software tertua di antara semua software editing (sebelum ada Premiere, FCP, dan lainnya). Maka software ini lah yang digunakan editor-editor senior, termasuk editor-editor Hollywood.

Kelas berat lah pokoknya!

Kelebihan Avid sebetulnya bukan pada software editing. Kelebihan Avid justru pada sistemnya. Dia tidak hanya menawarkan software editing, tapi juga software dan hardware untuk seluruh proses produksi dari syuting sampai editing (film maupun TV).

Yang dimaksud Media Composer hanyalah nama dari software editingnya. Kamu akan menemukan Avid ISIS (server untuk menyimpan material syuting), Avid Pro Tools (software musik), iNews (software untuk membuat dan menayangkan berita), dan sejumlah software dan hardware lainnya.

Maka kalau Kamu lihat perusahaan-perusahaan besar seperti National Geographic, Discovery Channel, dan perusahaan-perusahaan film di Hollywood.. mereka didominasi Avid. Karena semua software dan hardware saling terintegrasi bisa saling terintegrasi. Contoh sederhana.. Kamu bisa mengirim hasil editing ke ruang on-air dan langsung tayang tanpa beranjak dari tempat duduk.

Maka kalau Kamu menguasai Avid Media Composer.. kamu punya modal untuk bekerja di perusahaan-perusahaan TV dan PH luar negeri.

Tapi ada berita buruknya..

Media Composer dikenal terlalu rumit untuk dipelajari.

Ini alasannya:

  1. Semua material editing dipaksa masuk dengan ‘cara’ Avid. Maksudnya semua materi akan ‘dikondisikan’ sebelum layak edit (disebut transcoding). Ini membutuhkan proses yang tidak sebentar. Kamu tidak bisa langsung ngedit! Tapi kalau proses transcoding selesai, kamu bisa lancar mengedit. Bahkan lebih lancar dibanding Premiere atau FCP.
  2. Format project di Avid sangat ketat. Avid hanya mengizinkan format-format yang sudah standar. Kalau kamu memasukkan format yang terlalu berragam, akan banyak yang tidak sesuai. Kamu harus paham betul dengan format dan setting project di Avid.
  3. Cara mengedit di Avid tidak seperti mengedit di Premiere atau FCP7, yang kamu tinggal mengingat shortcut dan tools yang dipajang. Di Avid, kamu harus mengatur terlebih dahulu shortcut dan tools standarnya (di-custom) agar sesuai dengan kebutuhan.
  4. Memindahkan atau mengkopi project tidak semudah mengkopi file projectnya saja. Karena material editing terhubung dengan database Avid ketika kamu pertamakali memasukkannya. Kamu harus melakukannya dari dalam Avid.

Kalau Kamu lulus dengan itu semua.. selamat! Kamu resmi jadi editor sesungguhnya. Karena itu software editing paling sulit dari semua software yang ada.

Ibaratnya.. kalau FCP 7 atau Premiere adalah motor matic, maka Avid adalah motor kopling. Pengguna motor kopling akan mudah ketika beralih ke motor matic. Tapi pengguna motor matic.. akan sulit menggunakan motor kopling.

Paham maksudnya??

So..

Dari pemaparan di atas.. tipsnya adalah..

(in my opinion)

  1. Kalau Kamu adalah pemula, pakai Adobe Premiere (CC)
  2. Kalau Kamu ingin kelihatan keren, pakai FCP X
  3. Kalau Kamu ingin kerja di TV atau PH, pelajari FCP 7
  4. Kalau Kamu ingin jadi editor film, kuasai Avid Media Composer

Terakhir.. saya mohon bantuan untuk melakukan survey di bawah ini!

(untuk yang menggunakan software editing lain.. isi di kolom “Other”)

15 Comments on “Studi Banding Software Editing Kelas Kakap: FCP 7, FCP X, Premiere, & Media Composer”

  1. Final cut pro x emang cakep buat yutuber, bisa langsung upload otomatis ke channel. Trus tambahan, fcpx punya background task, bisa render/export sambil ngedit. Tapi ya aku ttp enak pake fcp7 :))

  2. FCP pernah punya software editing berbasis windows, tetapi sudah discontinue pada versi 5.1, saya agak kurang setuju avid di bilang software editing tertua karena sebelum avid ada turbo cube tapi sayang sudah discontinue. Maaf cuma memberi tambahan saja.

  3. utk editing yg membutuhkan triming dg presisi tinggi, AVID tiada duanya..walaupun sekarang lg selingkuh sm VEGAS.. tp hatiku hanya buat AVID…hehehe….

  4. Edius kaga masuk kategori min padahal tu software enak juga enak buat multi clip hehe

    Fcp 7 masih tetep dihati biarpun sering eror kalo ketemu file hd kudu pas sequencenye..

    premiere juga oke kaga ribet sama kaya edius apa aja masuk enak lah pokonya..

    Avid itu software paling susah dan paling keren yg pernah ane coba file systemnya ok ringkas transisi bisa jadi efek itu software emang enak buat film dan mahal pula lagi min hehe

    Fcp X sofware yg workflownya beda hampir sama kaya newsflash sama2 aneh tapi banyak plugin2 keren2

    Bahasanya menarik bro hidup video editor :)) hehe

    1. Iya Edius gak sy masukkan karena sy membatasi sampai 4 di artikel ini. Klo sampai 5, pasti saya masukkan.
      Wah mas ini khatam juga! 🙂
      Thx komennya.

  5. Gimana kalo sama Sony Vegas gan, minta tolong di review dikit. Soal.a vegas itu juga cukup baik di bidang grafis sama audio. Juga vegas itu nggak mbutuhin space besar. Makasih, maaf gan klo salah. Newbi

    1. Vegas Ok. Saya juga suka. Saya suka karena vegas software paling ringan di antara yang lain. Untuk ngedit cepat, oke.

  6. Awal belajar editing saya gunakan movie maker, lalu sony vegas, sekarang konsisten menggunakan adobe premier. Alasannya, karena Pr kompatibel dgn Ps, Ai, dan Ae. Alasan paling mendasar krn tak mampu beli Apple 😀

Leave a Reply